ada di detik ndan..
nih
Jakarta - Pemilihan suara dengan cara coblos kertas mungkin sudah ketinggalan jaman. Selain mahal biayanya, hasilnya belum tentu 100% akurat. Kini ada cara yang lebih modern, voting elektronik secara online (e-Voting).
Teknologi ini dikembangkan dan coba diterapkan dalam skala terbatas oleh para alumni dari Institut Teknologi Telkom (ITTelkom, dulu STT Telkom). Tentunya, masih untuk kebutuhan mereka sendiri yang akan memilih presiden baru untuk Ketua Umum Forum Alumni (FAST).
Menurut Steering Committee Kongres Alumni FAST, Prasabri Pesti, sistem pemilihan e-Voting yang merupakan hasil karya cipta anggota FAST baru kali ini digunakan untuk pemilihan yang akan diadakan pada tanggal 30 Maret 2012 di Bandung nanti.
"Aplikasi ini sangat penting mengingat para anggota FAST tersebar di banyak negara. Diharapkan, para alumni dapat terlibat dalam demokrasi pemilihan secara langsung dan dengan mudah menggunakan hak pilihnya," Jelas Prasabri kepada detikINET di Jakarta, Rabu (21/3/2012).
Ia menuturkan, para anggota FAST yang merupakan alumni kampus STT/ITTelkom tersebar di 70 kota di Indonesia dan 11 negara. Sejak dirikan tahun 1989, ITTelkom sudah menghasilkan 17.000 lulusan. Kini, ITTelkom memiliki empat fakultas, yakni Elektro dan Komunikasi, Fakultas Rekayasa Industri, Fakultas Informatika, dan Fakultasi Sains.
Tersebarnya para alumni, jelas menyulitkan untuk melakukan registrasi fisik. Alhasil, menurut Presiden FAST 2007-2012, Triwiyasa, terbesitlah ide untuk melakukan pungutan suara secara online, namun tetap kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan suaranya.
Ia menjelaskan, setiap alumni bisa melakukan registrasi untuk menjadi pemilih tetap dengan memasukan NIM (Nomor Induk Mahasiswa) beserta nama lengkapnya ke dalam layanan yang disediakan di situs FAST, www.fast.or.id.
"Sistem melakukan validasi secara real-time ke basis data Kampus IT Telkom, dan tak lebih dari lima menit alumni sudah terdaftar menjadi pemilih yang otentik," sambung Ketua Tim IT FAST, Ruly Achdiat.
Sebelum hari-H, masing-masing pemilih tetap akan diberikan surat suara digital langsung ke inbox emailnya. Surat suara digital ini, kata Prasabri, berisi nomor suara yang unik dihasilkan oleh sistem dengan keamanan yang tinggi.
Dengan kombinasi surat suara digital tersebut bersama sebuah token yang dikirim ke ponsel masing-masing, alumni baru bisa menggunakan hak pilihnya.
"Tidak ada relasi antara surat suara digital dengan siapa pemiliknya, sehingga akan menjamin kerahasiaan suaranya. Hanya dia yang tahu siapa yang dia pilih," tegas Prasabri ketika ditanya tentang kemungkinan terjadinya manipulasi data.
Selain pelantikan Presiden FAST hasil pemungutan suara online tersebut, agenda kongres selama dua hari itu akan dilanjutkan dengan reuni akbar dan berbagai macam acara di kampus ITTelkom.
sumber:
http://inet.detik.com/read/2012/03/21/135658/1873345/398/e-voting-inovasi-teknologi-untuk-pungutan-suara?i991102105