Event
Indonesia sebagai zamrud khatulistiwa telah dianugerahi tanah subur yang membentang dari sabang hingga merauke. Sepantasnya, indonesia memanfaatkan anugerah itu dengan meningkatkan produktivitas pertanian. Indonesia pada masa awal dikenal sebagai negara agraris dengan swadaya pangan yang dimiliki. Produktivitas sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan selama beberapa dekade terakhir. Pertanian tidak dipandang sebagai sektor yang menguntungkan dalam bisnis bagi beberapa pihak. Pertanian harusnya menjadi sektor yang paling menarik karena kebutuhan atas hasil pertanian tidak akan pernah berhenti.
Pergeseran minat dari sektor agraris ke sektor non agraris menunjukkan betapa tidak menariknya sektor ini. Pengusaha lebih cenderung menjadikan lahan sebagai bisnis properti dibandingkan agrobisnis. Petani mengalami kesulitan untuk menembus pasar karena calo dan panjangnya rantai distribusi. Kualitas hasil pendidikan yang kalah bersaing dengan produk luar. Harga jual yang rendah dari petani yang menyebabkan kesejahteraan petani terpuruk dan menyukai menjadi karyawan perusahaan. Hal-hal inilah yang menjadi beberapa permasalahan yang harus dipecahkan untuk peningkatan sektor agrobisnis.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai perkumpulan petani indonesia visi yaitu, menjadi wadah organisasi yang kuat, mandiri dan akuntabel dalam memperjuangkan petani Indonesia yang berdaulat, makmur dan bermartabat. HKTI mempunyai harapan mengangkat kesejahteraan petani dengan meningkatkan produktivitas agrobisnis. Acapkali petani masih melihat pendidikan, pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang tidak penting. Petani hanya merasa penting memasukkan bibit, mengelola sawah dan menunggu hasil untuk dijual. Akibatnya, petani hanya mengandalkan hasil dan proses penjualan serta promosi seadanya sehingga tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Proses promosi dan penjualan merupakan bagian ujung yang tidak kalah penting dalam memperoleh pendapatan maksimal dibandingkan proses penanaman dan pengelolaan sawah.
Berkenaan dengan hal tersebut, BEM ITTelkom bersama dMark IT ITelkom, Digital Marketing and Technopreneur Institute, mengadakan workshop “Pelatihan Internet dan Social Media Untuk Petani” dengan mengundang petani pada hari minggu (3 Juni 2012) di wilayah kampus IT Telkom. Workshop ini diselenggarakan oleh BEM ITTelkom dengan tujuan agar petani dapat memanfaatkan teknologi internet dalam memasarkan dan menjual produknya. Workshop terbagi dalam 3 sesi, yaitu sesi pengenalan internet, pengenalan digital marketing dan praktek penggunaan blog/social media.
Setelah workshop dibuka, sesi pertama adalah tentang pengenalan internet. Pada sesi ini fasilitatornya adalah Gigih Rezki Septianto (mahasiswa Sistem Komputer 2009) yang merupakan anggota BEM ITTELKOM. Gigih menjelaskan overview internet serta bagaimana etika internet dan dampaknya bagi kemajuan sosial dan ekonomi. Sesi ini bertujuan untuk meningkatkan awareness/kesadaran para petani tentang pemanfaatan internet pada era teknologi saat ini.
Sesi kedua adalah berkenaan dengan pengenalan Digital Marketing. Fasilitator untuk materi ini adalah dari Digital Marketing and Technopreneur Institute Fakultas Rekayasa Industri. Pusat Kajian Digital Marketing merupakan wadah Pusat Kajian bersama milik dosen dan mahasiswa dalam koordinasi Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom. Materi disampaikan oleh Bpk. Y. Adam Prasetyo, yang merupakan salah satu pembina, dan juga sebagai dosen ITTelkom. Pada sesi tersebut dijelaskan menjelaskan apa itu digital marketing, bagaimana dampak penjualan melalui media online, peluang dan strategi pemasaran melalui internet dan penerapan-penerapan di sektor pertanian.
Sesi ketiga adalah praktek pembuatan blog/social media. Pada praktek ini, tim dari Dmark sudah di persiapkan untuk membimbing para petani dalam membuat blog. Sesi ini di pimpin oleh Fauzan Azmi sebagai salah satu pembina Dmark dan dosen di ITTelkom. Sebelum praktek di mulai, para petani di berikan penjelasan bagaimana teknologi yang dimanfaatkan dalam pemasaran. Misalnya penggunaan SMS Gateway, blog, maupun Facebook dan media sosial lainnya. Praktek berlangsung dengan baik, para petani berhasil membuat blog sesuai dengan keinginan mereka dalam memasarkan produk miliknya.
Antusias para petani terlihat dari pertanyaan serta harapan yang di sampaikan. Para petani berharap agar perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang telekomunikasi seperti Telkom, dapat membangun infrastruktur yang mendukung jalannya internet dengan baik. Selain itu, petani ingin mendapatkan pelatihan tentang bagaimana membuat sebuat toko online. Petani akhirnya mendapatkan kesempatan untuk membuat web sederhana dalam bentuk blog untuk dapat memperkenalkan produknya melalui internet.
Dengan berhasilnya sesi pembuatan blog maka kegiatan workshop ini juga berakhir. Sebelum workshop di tutup, di lakukan penyerahan plakat kepada DMark sebagai fasilitator dan Laboratorium Sistem Komputer sebagai penyedia perlengkapan. Acara diakhiri foto bersama dengan peserta dan panitia. Dan di harapkan dengan pelatihan ini, petani Indonesia dapat bersaing dalam pemasaran memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan nilai pertanian mereka dalam agrobisnis.
Salam, DMark
~ Sustainable, Collaborative, and Valuable ~