Berita
Seminar International Language and Culture Festival 2012, A Tale of Culture, Character Building, and Technology in Foreign Language Teaching berlangsung di Ruang Multimedia Kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), Kamis (14/06/2012). Seminar diikuti oleh guru-guru bahasa Inggris se-propinsi Jawa Barat. Menghadirkan pembicara praktisi pendidikan dari Auckland Mr. Petter Simmors, praktisi pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Udin Saud dan Dosen IT Telkom, Irma Normalia, M.Pd. Seminar juga disaksikan oleh Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Barat, Dudi Sudrajat Abdurachim.
Semakin beragamnya perkembangan metode pembelajaran membuat para guru semakin terpicu untuk berinovasi menciptakan cara baru dalam mengajarnya. Selama mengajar di kampus IT Telkom, dosen IT Telkom, Irma Normalia, M.Pd melakukan beberapa metode agar mahasiswanya tidak bosan di kelas. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.
“Kalimat ‘Google your self’ sepertinya menjadi kalimat paling populer di kalangan mahasiswa. Dan komputer sebagai mediator. Namun efektifitas tetap ditentukan dalam pembelajaran seseorang yakni isi pedagogis yang ada di digital interaktif multimedia ,”
Teknologi multimedia di IT Telkom bisa di bilang sudah mumpuni. Jadi bukan lagi kendala jika metode penyampaian mata kuliah memanfaatkan multimedia dan media interaktif lainnya. Tentunya kondisi di setiap sekolah dan perguruan tinggi berbeda. Menyoal hal tersebut, Irma berpendapat bahwa guru harus kreatif mencari alternatif lain dalam membuat media delivery. Bisa dengan membuat poster, kartu pintar, big book atau lainnya.
Jika Irma melibatkan teknologi dalam menyampaikan mata kuliah, Petter Simmors punya cara sendiri dalam mengajar. Petter masih percaya bahwa metode lama pun punya kekuatan dalam pengajaran untuk menciptakan interaksi antara guru dan siswanya.
“Guru harus bisa menjadi guide bagi siswanya, bagaimana seorang guru bisa menuntun siswanya dalam memenuhi kebutuhan ilmunya sesuai dengan kepenting mereka sendiri. Ini adalah cara pengajaran yang natural,”
Tak hanya itu, pun siswa yang datang ke kelas kita pastinya berasal dari berbagai latar belakang sosial, religi dan kultur. Sebagai guru bahasa Inggris harus dapat menyatukan semuanya, dan bagaimana bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dapat menyatukan perbedaan itu.
“Just make a culture in your class. You teach without technology, you can,” ungkap Petter.
Prof. Udin Saud mengarah pendidikan sebagai penunjang untuk membangun negara yang kreatif. Sebagai guru, ia harus mampu menanamkan pendidikan karakter pada siswanya.
“Karakter adalah sesuatu yang spontan. Proses pendidikan karakter berlangsung tak hanya di sekolah melainkan dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter mencakup kejujuran, tanggung jawab, konsekuensi, peduli, dan pengembangan dasar kemampuan,” kata Udin.